Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu

Kecamatan Lelea terletak di Kabupaten Indramayu di Provinsi Jawa Barat. Kodepos 45261. Alamat Kantornya di Jalan Larangan – Lelea, Tamansari, Lelea, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45261, Indonesia.

Desa Di Kecamatan Lelea

  1. Desa Tugu
  2. Desa Telagasari
  3. Desa Tempel
  4. Desa Cempeh
  5. Desa Lelea
  6. Desa Tamansari
  7. Desa Langgensari
  8. Desa Tunggulpayung
  9. Desa Tempel Kulon
  10. Desa Nunuk
  11. Desa Pangauban

Data Sekolah Kecamatan Lelea

No.Nama Satuan Pendidikan
1MIS AL WARDAH
2MIS AL-ISLAMIYAH
3MIS BITSATUL ISLAMIYAH
4MTSS BITSATUL ISLAM
5SMA NEGERI 1 LELEA
6SMKN 1 LELEA
7SMKS MIFTAHUL JANNAH LELEA
8SMPS PEMBANGUNAN LELEA
9UPTD SDN 1 CEMPEH
10UPTD SDN 1 LELEA
11UPTD SDN 1 NUNUK
12UPTD SDN 1 PENGAUBAN
13UPTD SDN 1 TAMANSARI
14UPTD SDN 1 TELAGASARI
15UPTD SDN 1 TEMPEL
16UPTD SDN 1 TEMPEL KULON
17UPTD SDN 1 TUGU
18UPTD SDN 1 TUNGGULPAYUNG
19UPTD SDN 2 CEMPEH
20UPTD SDN 2 LELEA
21UPTD SDN 2 NUNUK
22UPTD SDN 2 PENGAUBAN
23UPTD SDN 2 TAMANSARI
24UPTD SDN 2 TELAGASARI
25UPTD SDN 2 TEMPEL
26UPTD SDN 2 TEMPEL KULON
27UPTD SDN 2 TUGU
28UPTD SDN 2 TUNGGULPAYUNG
29UPTD SDN 3 CEMPEH
30UPTD SDN 3 NUNUK
31UPTD SDN 3 PENGAUBAN
32UPTD SDN 3 TAMANSARI
33UPTD SDN 3 TELAGASARI
34UPTD SDN 3 TUGU
35UPTD SDN 3 TUNGGULPAYUNG
36UPTD SDN 4 TUNGGULPAYUNG
37UPTD SDN KARANGSARI
38UPTD SDN LANGGENGSARI
39UPTD SDN TELAGADUA
40UPTD SMP NEGERI 1 LELEA
41UPTD SMP NEGERI 2 LELEA
42UPTD SMP NEGERI 3 LELEA
43UPTD SMP NEGERI SATU ATAP 1 LELEA

Ngarot Lelea

Ngarot satu diantara upacara rutinitas menyongsong musim garapan sawah yang ditunaikan penduduk di Desa Lelea, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. Umumnya upacara ini ditunaikan dekati musim hujan ialah di antara bulan Oktober hingga Desember.

Secara etimologi, kata ngarot berawal dari arot yang merasakan nasalisasi maka mempunyai makna minum untuk melapaskan dahaga. Namun dalam makna lain, ngarot ialah kesibukan acara pesta anak angon sebelumnya mengolah sawah dijalankan.

Adat ini digagas di tahun 1686 oleh Kepala Desa Lelea ke I yang memiliki nama Canggara Wirena. Canggaran Wirena mengucapkan terima kasih pada Tetua Desa Lelea ialah Ki Kapol yang sudah mewakapkan sawah selebar 2,6 hektar untuk ditangani oleh pemudi dan pemuda.

Dari pemberian ini diinginkan di pemuda dapat belajar mengolah sawah maka di Desa Lelea tidak ada masalah pangan dan kekurangan. Pemuda dapat mendapatkan pengalaman mencangkul, menanam padi, menyiangi rumput yang mengacaukan tumbuh padi dengan mengambil padi dan sabit. Sementara pemudi belajar bagaimana mengantar makanan ke sawah seusai bekerja dan berkebun sesuai sama kapabilitas.

Hasil panen dari garapan pemuda ini dapat dipakai makan bersama dalam upacara ngarot. Sesudah itu, Ki Kapol serahkan sawah itu pada Ki Dawi yang setelah itu jadi area carik Kepala Desa untuk ditangani hingga saat ini oleh banyak pemuda.

Maksud Ngarot

Adat Ngarot dijalankan menjadi pernyataan rasa sukur pada Tuhan sebab sudah dikasih peluang di musim menanam padi di sawah. Maksud khusus ngarot ialah membawa banyak kelompok muda untuk bertindak dan bekerja sama di dalam lebih memajukan pertanian, terutama dalam soal produksi padi di sawah.

Diluar itu, diinginkan pun banyak pemuda bisa membangun hubungan sehat secara sama-sama kenal, sama-sama mengawasi sikap dan tingkah laku, kehendak yang sama dengan bimbingan agama dan rutinitas budaya Sunda. Kadang-kadang adat penduduk agraris ini pula jadi tempat mencari jodoh antara pemuda dan pemudi di Daerah Lelea.

Kelengkapan Ngarot

Kesigapan peralatan telah dijalankan sebelumnya hari upacara terpenting untuk mengatur tempat upacara di balai desa oleh pamong desa, mempersiapkan beberapa bahan pembikinan nasi kuning dan sesaji yang telah dilakukan istri pamong desa, bikin serangkaian bunga kenanga dan melati untuk dikenai oleh cuene.

Pagi buta sebelumnya upacara terjadi, istri pamong desa mengolah nasi kuning untuk disuguhkan pada waktu acara di balai desa dimulai. Sementara itu, bujang-cuene berhias dengan peralatan upacara di tempat tinggalnya masing-masing.

Bujang-cuene Ngarot

Mengenakan pakaian kebaya, sewet (kain panjang), selendang, ikat pinggang dan selop atau sandal. Memakai dandan paras yang menarik dan elok. Memakai perhiasan setenong, seperti bros, gelang, kalung, cincin, kempit kain, untaian giwang, dan peniti.

Memanfaatkan hiasan rambut warna bunga dari kertas jagung, serangkaian kenanga, dan melati. Mengenai janur yang dirangkai segitiga disebutkan cunduk, dikenai cuene yang sudah melakukan pertunangan biar tak terganggu oleh bujang. Sementara itu, baju lajang berwujud komboran atau baju bertani yang terdiri dalam celana komprang dan atasan serba memanfaatkan iket dan hitam.

Perlengkapan Umum Ngarot

  • hiasan untuk dekor balai tenda dan desa.
  • perabotan golongan kesenian yang tampil dalam upacara.
  • bende atau gong kecil untuk pertanda acara dimulai.
  • sesaji.
  • peralatan tani berwujud bibit padi, pedangan, pupuk, air, picul, dan tanaman penolak bala (daun pisang raja wulung, daun andong, keraras, bambu kuning, daun beringin).

Tingkatan Ngarot

  • Satu hari awal mulanya dijalankan penyiapan ritus, mengatur sesajen dan doa mendekati adat ngarot mulai di ruang privat yang disajikan di bale desa Lelea.
  • Penyiapan merias pengantin ngarot, baik wanita atau pria yang butuh saat yang cukuplah lama di dalam rumah pengantin masing-masing.
  • Pengantin pria serta wanita masuk ke pekarangan rumah kepala desa yang jadi tempat kumpul wakil dari beberapa wilayah sekitar.
  • Akseptasi dan penyiapan pawai bersama dengan seluruhnya pengantin, seluruhnya aparatus desa dan pendorong PKK desa dan dihibur dengan musik Tanjidor.
  • Pawai keliling sejauh jalan desa sebelumnya masuk ajang bale desa.
  • Kelompok masuk ruangan bale desa untuk mengikut seluruhnya serangkaian upacara adat.
    Proses upacara rutinitas dengan paparan menjadi berikut.
  1. Pidato kepala desa yang berisi arahan sesepuh Desa Lelea dan pembukaan ngarot dengan resmi secara simbolik secara memukul gong dan memercikkan air ke kepala banyak pengantin wanita. Bunyi arahan itu ialah Mikiran budak keuna kuma (memikir hari esok anak), Kajeun boga harta harus tetep upaya (biarpun memiliki harta tetap harus usaha), Keur ngora tingkah poya-poya (saat zaman muda tak boleh hidup berfoya-foya), Kamberan kolot tingkah menderita (agar di waktu tua tak sengsara), Jalma lalaki kerja ewena upaya (lelaki harus bekerja, wanita yang usaha), Neangan pekaya rukun runtut (cari kekayaan harus bersama-sama), Peraturan agama harus diturut (seluruhnya peraturan agama harus ditaati), Selamat dunia jung akheratna (selamat di dunia atau di akherat).
  2. Pembacaan riwayat adat Ngarot secara singkat.
  3. Pidato sambutan dari Kepala Desa Lelea.
  4. Penyerahan benih padi oleh kepala desa pada lelaki bujang. Penyerahan benih padi ditujukan gar bibit padi lekas ditanamkan oleh banyak lajang hingga mendapatkan hasil panen yang paling melimpah.
  5. Penyerahan kendi yang berisi air putih oleh istri kepala desa pada wanita/cauene. Tujuan dari acara ini ialah agar benih padi yang ditanamkan tak pernah merasakan kekurangan air dan agar air dalam kendi jadi obat penyubur tanah maka hasilkan panen yang melimpah.
  6. Serah-terima beberapa alat pertanian, seperti cangkul dan parang oleh Raksa Bumi (pengurus sawah dan tanah desa) pada laki- lajang atau laki.
  7. Penyerahan pupuk oleh figur penduduk pada Laki- lajang atau laki. Pupuk itu dipakai saat mengolah sawah untuk menyuburkan tanaman padi.
  8. Penyerahan daun kelaras, daun andong, batas bambu kuning, dan daun pisang klutuk wuluh oleh Lebe (petugas pengurus perkawinan) pada bujang. Tujuan penyerahan dedaunan itu biar dedaunan itu lekas ditancapkan di tengah sawah biar padi tak terserang hama dan beberapa penyakit yang menggangu.
  9. Acara kesenangan performa tari kedok, ronggeng ketug dan tanjidor di halaman bale desa.