Kecamatan Haurgeulis ialah sebuah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Nama kecamatan ini datang dari Bahasa Sunda karena sisa dari Kerajaan Sumedang Melarang, kecamatan ini ada di ujung barat daerah kabupaten Indramayu, bersebelahan langsung dengan Kabupaten Subang lewat Sungai Cipunagara, dan dilewati lajur kereta api.
Haurgeulis populer sebagai kota akses khusus ke arah Pondok Pesantren Ma’had Al-Zaytun, yang disebut pondok pesantren paling besar di Asia Tenggara.
Sekarang ini, Haurgeulis terdiri jadi 10 desa. Awalnya, kecamatan ini mempunyai 16 desa. Tetapi di tahun 2002, 6 desa (Baleraja, Bantarwaru, Gantar, Mekarjaya, Sanca dan Situraja) pisahkan diri dan dimekarkan jadi kecamatan Gantar (berdasar ketetapan Perda Kabupaten Indramayu No. 19 tahun 2002 mengenai Pengaturan dan Pembangunan Instansi Piranti Wilayah Kabupaten Indramayu).
Batas Kecamatan Haurgeulis
- Sebelah Utara : Kecamatan Anjatan
- Sebelah Timur : Kecamatan Kroya
- Sebelah Selatan : Kecamatan Gantar
- Sebelah Barat : Kecamatan Compreng dan Cipunagara (Kabupaten Subang)
Nama Desa Kecamatan Haurgeulis
- Desa Haurkolot
- Desa Mekarjati
- Desa Sukajati
- Desa Sidadadi
- Desa Wanakaya
- Desa Sumbermulya
- Desa Haurgeulis
- Desa Karangtumaritis
- Desa Kertanegara
- Desa Cipancuh
Sejarah Haurgeulis
Pada periode peradaban ke-16, Diceritakan Nyi Endang Darma usaha membuat gagasan untuk dapat memperoleh hak kekuasaan wilayah Sumedang Melarang yang waktu itu dipegang oleh Prabu Geusan Ulun Adji Putih dengan mengubah dianya jadi seorang wanita yang cantik dan ayu (kabarnya awalannya ialah seorang lelaki). Tidak susah membuat Si Prabu terpikat karena kecantikannya yang telanjur mahsyur.
Prabu Geusan Ulun juga punya niat menikah dengan Nyi Endang Darma yang ajukan persyaratan bila akan menikah dengannya beberapa daerah Sumedang jadi punya Nyi Endang Darma untuk nantinya jadi rumahnya. Tetapi saat si Prabu sudah mengikrarkan janjinya saat itu juga ia tersadarkan jika Nyi Endang Darma bukan seorang wanita tetapi seorang lelaki sebagai lawan besarnya. Pada akhirnya beberapa wilayah itu jatuh ke tangan Indramayu yang saat ini dikenali dengan Gantar, Haurgeulis, Anjatan, Sukra, Kandanghaur, dan Berisi.
Nama Haurgeulis datang dari kombinasi 2 kata dengan bahasa Sunda Kuno, yakni Haur dan Geulis. Haur memiliki arti bambu, dan geulis memiliki arti elok . Maka, nama Haurgeulis memiliki makna Bambu Elok atau Pring Ayu dengan bahasa Jawa. Hali ini kabarnya karena daerah kecamatan ini pada periode lalu banyak oleh tumbuhan-tumbuhan bambu yang memiliki wujud unik dan memiliki faedah yang besar untuk warga sekitaran.
Etimologi Haurgeulis
Nama Haurgeulis datang dari kombinasi 2 kata dengan bahasa Sunda Kuno, yakni Haur dan Geulis. Haur memiliki arti bambu, dan geulis memiliki arti elok . Maka, nama Haurgeulis memiliki makna Bambu Elok atau Pring Ayu dengan bahasa Jawa. Hali ini kabarnya karena daerah kecamatan ini pada periode lalu banyak oleh tumbuhan-tumbuhan bambu yang memiliki wujud unik dan memiliki faedah yang besar untuk warga sekitaran.
Narasi dan Legenda Haurgeulis
Pada periode perawalan era ke-16, daerah Haurgeulis (terhitung Gantar, Anjatan, Sukra, dan beberapa Kandanghaur dan Berisi) terhitung dalam daerah kekuasaan Kerajaan Sumedang Melarang.[2] Sempat terjadi masalah di antara penguasa Indramayu dengan penguasa Sumedang berkenaan status daerah ini.
Menurut legenda, penguasa Indramayu (melalui Nyi Endang Dharma) mempersiapkan taktik khusus untuk dapat memperoleh hak kekuasaan daerah itu dari Kerajaan Sumedang Melarang. Nyi Endang Dharma (yang kabarnya awalannya ialah seorang lelaki sakti) mengganti bentuk aslinya jadi seorang wanita yang cantik dan ayu. Kecantikannya membuat penguasa Sumedang waktu itu, Pangeran Aria Soeriadiwangsa I dari Ratu Harisbaya (istri ke-2 Prabu Geusan Ulun Adji Putih), jatuh hati dan punya niat menikah dengan Nyi Endang Dharma. Prabu Geusan tidak ketahui jika wanita elok itu sebetulnya ialah lawannya. Nyi Endang Dharma juga terima penawaran dari Pangeran Aria Soeriadiwangsa, tapi dengan ketetapan Si Pangeran ingin memberi buatnya daerah yang nantinya akan jadi rumahnya. Tanpa berpikiran panjang, Prabu Geusan yang telah terjerat oleh kecurangan Nyi Endang Dharma, langsung merestui permohonannya untuk cintanya.
Tetapi sesudah Prabu Geusan Ulun mengikrarkan janjinya, mendadak dia juga sadar jika Nyi Endang yang disayanginya ialah lawan besarnya dari pesisir utara. Semua daerah yang dia beri tadipun musnah dan jatuh ke tangan Indramayu. Daerah itu yang sekarang jadi wilayah Haurgeulis (terhitung Gantar, Anjatan, Sukra, dan beberapa Kandanghaur dan Berisi).
Nama Sekolah Di Kecamatan Haurgeulis
No. | Nama Satuan Pendidikan |
1 | MAS AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH |
2 | MAS NURUL HIKMAH HAURGEULIS |
3 | MIS AL IRSYAD AL ISLAMIYAH |
4 | MIS AL MUSYAHADAH |
5 | MIS DARURROHMAN |
6 | MIS GUPPI CININI |
7 | MIS MUHAMMADIYAH |
8 | MIS NURUL HIKMAH |
9 | MIS PUI HAURKOLOT |
10 | MIS PUI MEKARJATI |
11 | MIS UNGGULAN SUMBERMULYA |
12 | MTSS AL MUSYAHADAH HAURGEULIS |
13 | MTSS AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH |
14 | MTSS AN-NUR |
15 | MTSS NURUL HIKMAH HAURGEULIS |
16 | SD ISLAM AN NUR |
17 | SD KRISTEN HAURGEULIS |
18 | SD MUHAMMADIYAH |
19 | SD PUI HAURGEULIS |
20 | SMAN 1 HAURGEULIS |
21 | SMAS MUHAMMADIYAH HAURGEULIS |
22 | SMK PGRI I HAURGEULIS |
23 | SMK REPUBLIK |
24 | SMKS AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH HAURGEULIS |
25 | SMKS MANDIRI HAURGEULIS |
26 | SMKS MUHAMMADIYAH HAURGEULIS |
27 | SMKS NU HAURGEULIS |
28 | SMKS PEJUANG NEGERI HAURGEULIS |
29 | SMKS PUI HAURGEULIS |
30 | SMP BINA KARYA HAURGEULIS |
31 | SMP DHARMA KUSUMA HAURGEULIS |
32 | SMP MUHAMMADIYAH HAURGEULIS |
33 | SMP NU HAURGEULIS |
34 | SMP PGRI 1 HAURGEULIS |
35 | SMP PUI HAURGEULIS |
36 | UPTD SD NEGERI 1 KERTANEGARA |
37 | UPTD SDN 1 CIPANCUH |
38 | UPTD SDN 1 HAURGEULIS |
39 | UPTD SDN 1 KARANGTUMARITIS |
40 | UPTD SDN 1 MEKARJATI |
41 | UPTD SDN 1 SIDODADI |
42 | UPTD SDN 1 WANAKAYA |
43 | UPTD SDN 2 CIPANCUH |
44 | UPTD SDN 2 HAURGEULIS |
45 | UPTD SDN 2 KARANGTUMARITIS |
46 | UPTD SDN 2 KERTANEGARA |
47 | UPTD SDN 2 MEKARJATI |
48 | UPTD SDN 2 SIDODADI |
49 | UPTD SDN 2 WANAKAYA |
50 | UPTD SDN 3 KARANGTUMARITIS |
51 | UPTD SDN 3 KERTANEGARA |
52 | UPTD SDN 3 WANAKAYA |
53 | UPTD SDN 4 HAURGEULIS |
54 | UPTD SDN 4 KERTANEGARA |
55 | UPTD SDN 5 KERTANEGARA |
56 | UPTD SDN BABAKANJATI |
57 | UPTD SDN BABAKANMAJA |
58 | UPTD SDN CININI |
59 | UPTD SDN CIPEDANGBUNDER |
60 | UPTD SDN GANDAMULYA |
61 | UPTD SDN GEMPOL |
62 | UPTD SDN HAURGEULISKOLOT |
63 | UPTD SDN HAURKOLOT |
64 | UPTD SDN KEBONKARET |
65 | UPTD SDN KUBANGSARI |
66 | UPTD SDN SINDANGJAYA |
67 | UPTD SDN SUKAHATI |
68 | UPTD SDN SUKAJADI |
69 | UPTD SDN SUMURBANDUNG |
70 | UPTD SDN SUMURWATU |
71 | UPTD SDN SUMURWEDI |
72 | UPTD SMP NEGERI 1 HAURGEULIS |
73 | UPTD SMP NEGERI 2 HAURGEULIS |
74 | UPTD SMP NEGERI 3 HAURGEULIS |
75 | UPTD SMP NEGERI SATU ATAP 2 HAURGEULIS |
Letak Geografis
Kecamatan Haurgeulis secara geografis berada di ujung Barat Kabupaten Indramayu dan berada di antara 107°51′ – 107°54′ bujur timur dan 6°35′ – 6°39′ lintang selatan dengan luas daerah 6.083 Ha. Kecamatan ini tidak ada pada Lajur Pantura.
Berdasar kondisi topography Kecamatan Haurgeulis sebagai wilayah daratan rendah dengan ketinggian 23 mtr. dari permukaan laut. Dengan curahan hujan di tahun 2009 ialah 1.345 mm/tahun.
Daerah kecamatan Haurgeulis mayoritas ialah tempat persawahan. Tempat persawahan terluas berada di desa Sumbermulya, Cipancuh dan Kertanegara, yang mana sabelah barat dari ke-3 desa itu ialah bentangan sawah yang menghampar sampai ke daerah tepian kabupaten Subang.
Kepadatan Warga
Jumlah desa di Kecamatan Haurgeulis ialah 10 desa, terbagi dalam 91 RW. Dan jumlah rumahtangga ada sekitar 23.634 rumahtangga menyebar di 250 RT. Desa Sukajati sebagai desa paling padat dengan kepadatan warga 7.707 jiwa/km² dan Desa Sidadadi sebagai desa dengan tingkat kepadatan warga paling rendah yakni sejumlah 526 jiwa/km².
Suku
Kecamatan Haurgeulis sebagai salah satunya kecamatan yang mempunyai karakter / kultur warga yang heterogen. Letak geografisnya yang vital bawa dampak pad a gaya hidup sehari-harinya penduduknya. Suku Sunda dan Suku Jawa masih sebagai kelompok yang menguasai di Haurgeulis, seterusnya dituruti oleh Cina, Minang dan Arab. Mayoritas dari beberapa orang Cina, Arab dan Minang ialah beberapa orang pendatang dan perantauan yang buka usaha di Haurgeulis.
Agama yang diyakini warga Haurgeulis mayoritas ialah Islam, yang meliputi 99,12% dari komunitas keseluruhan, dituruti Protestan 0,71%, Katolik 0,08% dan yang lain 0,02%.[3]
Bahasa Di Kecamatan Haurgeulis
Bahasa yang dipakai di Haurgeulis mayoritas ialah bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Tetapi, tidak semua bahasa Jawa yang berada di Haurgeulis mempunyai aksen yang serupa. Ada 3 aksen Jawa yang dipakai di Haurgeulis, yaitu aksen Dermayon, aksen Cirebon dan aksen Tegal. Warga di desa Kertanegara, Karangtumaritis dan Wanakaya mayoritas memakai aksen Cirebonan. Aksen Tegalan biasa digunakan oleh warga di desa Sidadadi, Sumbermulya, block Cipedang Bunder (desa Mekarjati), Lebak (desa Sukajati) dan beberapa daerah timur desa Haurgeulis. Sementara aksen Dermayon dipakai oleh warga di desa Cipancuh, Mekarjati, Haurgeulis, Sukajati dan beberapa Sumbermulya.
Bahasa Sunda sendiri termasuk juga bahasa yang sering dipakai oleh warga sebagai bahasa Ibu. Karena walau terhitung dalam daerah Indramayu sebagian besar bahasa Jawa Indramayu, di kecamatan Haurgeulis sebelumnya ialah daerah kekuasaan dari Kerajaan Sumedang Melarang. Bahasa Sunda yang dipakai di Haurgeulis biasanya ialah bahasa Sunda kasar. Daerah yang warganya memakai bahasa Sunda diantaranya desa Haurkolot, Cipancuh (block Sumur Bandung / Karanganyar), Mekarjati (block Babakan Jati II, III), Kertanegara (block 18, 19, 22), Wanakaya (block Maja) dan Karangtumaritis (block Karang Ikat).
Sementara sejumlah kecil kembali dari warga ialah memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu yang dipakai. Daerah yang memakai bahasa Indonesia setiap hari ialah wilayah sekitaran desa Haurgeulis (block Pasar dan Babakan Negla) dan Sukajati (block Mushola Al-Hanan, Warung Jambu dan beberapa Manggungan).
Mata Pencarian
Mata pencarian warga Haurgeulis mayoritas ialah berniaga (berdagang) dan bertani, dituruti sebagai pegawai pertokoan dan lembaga dan wiraswasta. Di sejumlah desa seperti Karangtumaritis, Kertanegara, dan Wanakaya mayoritas masyarakat bekerja pada industri rumahan (home industry) yang beroperasi di sektor kerajinan dan pemrosesan kayu (pembikinan pintu, furniture, kusen-kusen).
Intensif perdagangan di Haurgeulis sebagai salah satunya yang paling besar di Kabupaten Indramayu, bersama Jatibarang, dengan penebaran ekonomi berada sejauh Jalan Jend. Sudirman (arah Haurgeulis – Patrol), Jalan Siliwangi (arah Gantar) dan Jalan Ahmad Yani (lajur Haurgeulis – Cipunagara). Pusat perdangangan ada di Pasar Wilayah Haurgeulis, yang mana sebagai pasar tradisionil dengan kegiatan nonstop 24 jam.
Paul adalah seorang penulis dan penjelajah budaya yang memiliki kecintaan mendalam pada bahasa-bahasa daerah, termasuk Bahasa Indramayu. Kecintaannya pada bahasa dan budaya lokal ini tidak hanya menjadi sumber inspirasi dalam menulis, tetapi juga memperkaya wawasannya tentang keragaman budaya di Indonesia.