Sejarah Asal Usul Indramayu Versi Terbaru

Sejarah asal usul Indramayu versi terbaru seperti yang ditulis Pemerintahan Indramayu ternyata berbeda dengan yang selama ini kita tahu, pemerintah mengatakan bila pendiri Indramayu ialah seorang figur yang namanya Arya Wiralodra

Figur ini diceritakan sebagai figur asal Bagelen utusan Sultan Demak, Arya Wiralodra diceritakan hidup dan memulai memerintah Indramayu pada Tahun 1527. Lewat figur ini juga Kadipaten Indramayu ada.

Fakta Terbaru Sejarah Indramayu

Seiring berjalannya waktu dan ditemukan bukti-bukti baru yang terkait dengan sejarah Indramayu, sebagian orang meragukan bila figur pendiri Indramayu yang namanya Wiralodra itu ialah utusan Demak dan hidup saat Sunan Gunung Jati.

Argumen penampikan yang dikatakan biasanya didasari pada beberapa data atau dokumentasi tinggalan Belanda terutamanya Daght Registrasi VOC Belanda (Dipersingkat DR). Disamping itu, sejarah Indramayu versi baru ini disokong oleh Babad Bagelen dan Dokumen Wangsakerta.

Dalam Daght RegistrasiTahun 1663 disebutkan Figur “Kiai Wiera Loddra” sebagai salah satunya dari debitur (Peminjam uang) namum tidak turut dijatuhi hukuman buang ke Jambi karena akan membayar tunggakan utangnya.

Seterusnya, Daght Registrasi tahun 1678 Wiralodra diputuskan jadi “Gouverneur / Gubernur di Indramayu satu tingkat dengan Kedudukan Bupati-Wedana (Koordinator) sebagi wakil Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Susuhunan Amangkurat Admiral (Amangkurat II) di kertasura. Gelar resminya ialah “Kiai Ngabehi Wiera Loddra” Gubernur di Indermayu.

Dalam pada itu, menurut DR tahun 1679 Gubernur Wiera Loddra hadapi perlawanan dari Rangga Nitinegara (keturunan Pangeran Geusan Ulun) dan sempat tinggal dengan dengan Pangeran Rangga Gempol Sumedang di Indramayu saat Kemampuan Banten coba kuasai Sumedang dan tanahnya.

Selanjutnya menurut Daght Registrasi Tahun 1681 disebut jika ada figur namanya “Ngabehi Wiera Patti putra Gubernur Wiera Loddra Indramayu” yang tiba ke Batavia.

Adapun info dari Daght Registrasi Tahu 1682, disebut “Ngabehi Wiera Pati gantikan ayahnya memegang sebagai Gubernur Indermayu dengan gelar sah “Kiai Ngabehi Wiera Loddra”.

Selainnya didasari pada Dagh Registrasi, beberapa orang yang meragukan figur Wiralodra hidup jaman Demak (Sultan Trenggono dan Sunan Gunung Jati) ialah dokumen Babad Bagelen.

Menurut Babad Bagelen, nama asli Wiralodra ialah “Raden Bagus Taka” beliau mendapatkan pangkat Tumenggung dan dikasih kedudukan sebagai Mantri muda di dusun andong dengan gelar sah “Mantri Wira Lodra” Oleh Sultan Agung Mataram.

Seterusnya di saat Mataram serang Batavia, Tumenggung Wira Lodra di perintahkan turut di bawah instruksi Pangeran Purbaya lewat lajur laut, saat ketidakberhasilan Mataram menaklukkan VOC di Batavia Tumenggung Wira Lodra tidak kembali lagi ke Mataram (mangkir) dia pilih jadi Pedagang dan berdagang di Batavia (1629).

Seterusnya, karena kecerdasannya, Wiralodra selanjutnya jadi Adipati bawahan Mataram di Indramayu.

Kecocokan Dokumen Wangsakerta

Sejarah asal usul Indramayu versi terbaru – Selain berdasar pada Dagh Registrasi, atau Babad Bagelen, Figur Arya Wiralodra yang dipastikan sebagai Laskar Mataram itu, disokong oleh Dokumen Wangsakerta, salah satunya Dokumen asal Cirebon yang diatur Pangeran Wangsakerta Panembahan Cirebon yang sebagai adik dari Sultan Kasepuhan dan Kanoman Cirebon pertama.

Menurut Ayat Rohaedi, dalam bukunya Sundakala, yang dia kutip dari Dokumen Wangsakerta, mengatakan bahwa.

Wiralodra ialah anggota Laskar Mataram dari Bagelen dalam penyerangan ke Batavia tahun 1627. Selainnya dari Bagelen, Pasukan Mataram lainnya datang dari Madura, Surabaya, Brebes, terhitung Sumedang dan sebagainya.

Pasukan Mataram yang dari Bagelen di bawah pimpinan Senapati Wiralodra, sesudah serangan itu tidak kembali lagi ke Mataram. Wiralodra ditugasi untuk jaga wilayah tepian samping barat kerajaan Cirebon yang semakin tertekan oleh Belanda. Demikian, Belanda di saat itu dikepung oleh pasukan Banten di samping barat, dan di sejauh Cimanuk dan Indramayu, mereka dijaga oleh pasukan Cirebon dan Mataram. Wiralodra selanjutnya jadi Adipati Dermayu dan dipandang seperti cikal-bakal Indramayu”.

Luruhnya Sejarah Indramayu Versi Pemerintahan Kabupaten Indramayu

Penemuan sejarah baru berkenaan sejarah Indramayu seperti yang dirinci, terang berpengaruh pada luruhnya urian sejarah Indramayu yang pada tahun 1970an diatur oleh Dasuki.

Bila, luruh karena itu efeknya untuk Indramayu ialah harus merekonstruksikan ulangi sejarah Indramayu, terhitung merekonstruksi ulangi penentuan hari kejadian Indramayu, tetapi sebagai masalah berani kah Pemerintahan Kabupaten Indramayu melakukan.

Sejarah Indramayu Sebagai Kota Mangga

Buah Mangga dalam Bahasa Indramayu disebutkan Pelem. Buah ini tumbuh subur di Indramayu, ditanamkan di pelataran rumah warga, kebun, bahkan juga tumbuh sendirinya di bantaran sungai-sungai yang berada di Indramayu.

Panggilan Kota Mangga untuk Indramayu ini berkaitan dengan realita, karena buah mangga di Indramayu seperti tidak terhitung jumlahnya, walau sampai di hari ini tidak ada riset sekitar jumlahnya buah mangga yang ada atau tumbuh di Kabupaten Indramayu.

Tugu Mangga Indramayu

Walau buah Mangga tumbuh subur di beberapa daerah luar Indramayu, namun ketenaran Mangga Indramayu ini di atas rerata, selainnya melimpahnya buah mangga di Kota ini, dijumpai jika buah Mangga dari wilayah ini termasuk memiliki rasa yang unggul dibanding dengan buah mangga dari wilayah lain di Indonesia. Karena itu ada pernyataan dari pencinta mangga, ucapnya “Buah Mangga yang nikmat ya Mangga Indramayu”.

Berkenaan mangga Indramayu seperti disebut sebelumnya ada pula cerita menarik berkenaan Kesedapan buah mangga Indramayu ini, diceritakan di tahun 1943-1944 Soekarno yang selanjutnya jadi Presiden RI ke I itu, satu waktu bertandang ke Indramayu untuk melihat basis PETA di Dusun Bulak Kecamatan Jatibarang Indramayu.

Diceritakan jika pada kunjungannya ke Indramayu, Soekarno disajikan sajian buah Mangga yang diambil dari pelataran warga sekitaran, mulai sesudah itu Soekarno dikabaran kesengsem pada buah Mangga Indramayu.

Menurut Bapak Sarkiwan, Saat Soekarno jadi Presiden RI, Soekarno diberitakan selalu stabil nikmati mangga Indramayu, pada jalan mengutus anak buahnya untuk tiba langsung beli buah mangga ke warga.

Mangga kesukaan Soekarno ini disebutkan oleh beberapa ajudannya dengan Mangga Sukawera (Tujuannya buah Mangga Yang Datang dari Dusun Sukawera Indramayu) ada peluang mangga yang diartikan ialah Mangga Cengkir yang tumbuh lebat di Dusun Sukawera Saat itu.

Di Indramayu sendiri sebetulnya ada beberapa tipe mangga baik yang favorit atau yang bukan, favorit seperti mangga Cengkir, mangga Wangianis, Gedong Gincu.

Mangga yang bukan favorit seperti Mangga Bapang, Koeni dan lain-lain, disamping itu di Indramayu banyak pula mangga-mangga yang belum dijumpai beberapa orang luar Indramayu (Buah Mangga Langka), seperti mangga Golek, Gajah, Apalagi, dan lain-lain.

Ingat melimpahnya buah mangga dan keunggulan rasanya dibandingkan dengan wilayah lain, Pemerintahan kabupaten Indramayu selanjutnya memproklamirkan diri sebagai Kota Mangga, bukan tanpa argumen memang tetapi benar-benar berargumen dan relefan dengan realita bila dilihat dari melimpahnya buah mangga di kota ini dan tentu saja karena keunggulan rasanya juga.

Jatuhnya Indramayu Ke Belanda

Jatuhnya Indramayu keseluruhannya ke tangan penjajah Belanda terjadi di tahun 1813 Masehi. Tepat sesudah ketidakberhasilan Bagus Rangin menggempur pusat pemerintah Kadipaten Indramayu.

Jatuhnya Indramayu ke tangan Belanda bukan karena peperangan antara ke-2 nya, tetapi akibatnya karena perlawanan rakyat pada pemerintahan Indramayu yang dipandang tidak amanah dalam memerintah.

Beberapa Adipati dan beberapa pembesar Indramayu dipandang cuman membuat bertambah diri, sama-sama berebutan kuasa dan korupsi, tidak mengutamakan kesejahteraan rakyat hingga menyulut amarah rakyat untuk lakukan perlawanan.

Saat Indramayu dipegang oleh Raden Sawerdi yang bertitel Wiralodra III, keadaan Indramayu mulai pada keadaan yang tidak menyenangkan. Pada periode ini, Indramayu didera beragam permasalahan.

Raden Sawerdi memiliki 4 orang anak, yakni 2 anak lelaki kembar yang dinamakan Raden Benggala dan Raden Benggali, anak ke tiga sejenis kelamin wanita yang nantinya di perisitri oleh Raden Singawijaya, dan anak ke-4 sejenis klamin lelaki yang dinamakan Wangsa Winata.

Saat Wiralodra III wafat, dia tidak sempat mewariskan substitusinya hingga beberapa pembesar Indramayu memilih untuk mengusung anak paling tua yaitu Raden Benggala jadi Adipati Indramayu seterusnya.

Berasa lebih pandai daripada kakaknya, Raden Benggali melawan atas gagasan pengangkatan kakaknya sebagai Adipati Indramayu.

Raden Benggali mengangap dianya lebih patut memikul kedudukan Adipati, daripada saudara kembarnya.

Kejadian itu jadi pemantik kerusuhan di Indramayu, memunculkan pemecahan sama-sama keluarga di keadipatian Indramayu, bahkan juga nyaris terjadi peperangan antara penganut ke-2 pangeran.

Untuk terbentuknya kenyamanan di Indramayu, beberapa punggawa dan pembesar Keadipatian tunda pengukuhan Adipati Indramayu yang baru. Pada periode ini, terjadi kekosongan pemerintah di Indramayu sepanjang 5 bulan.

Menyaksikan kondisi Indramayu yang kacau-balau, penjajah Belanda di Batavia (Jakarta) memanfatkan situasi.

Belanda mengirim seorang komandan unit militer namanya Van Den Bosh untuk tawarkan pertemanan dan penuntasan permasalahan.

Berdasar persetujuan perdamaian yang digagas Belanda, disetujui bila ke-2 pangeran pantas menempati tahta Adipati Indramayu.

Hasil persetujuan kedua pihak putuskan bila Raden Benggala masih tetap dikukuhkan sebagai Adipati Indramayu sepanjang tiga tahun, kemudian, Raden Benggala diwajibkan dengan suka-rela memberikan kedudukanya ke adiknya Raden Benggali sepanjang tiga tahun juga.

Disamping itu, ditetapkan jika sepanjang Raden Benggala jadi Adipati di Indramayu, Raden Benggali harus tinggal di Batavia menanti gantian sama sesuai persetujuan.

Sesudah kejadian persetujuan itu, Raden Benggala dikukuhkan jadi Adipati Indramayu dengan Gelar Wiralodra IV.

Sepanjang pemerintah Wiralodra IV, keadaan Indramayu tidak konstan, beberapa punggawa dan pembesar Indramayu terkotak-kotak ada yang memberikan dukungan Raden Benggala dan ada juga sebagai simpatisan Raden Benggali.

Di lain sisi, Raden Benggala selalu khawatir dalam memerintah, karena memikul kedudukan yang sementara, kondisi semacam itu membuat Raden Benggala tidak demikian baik pada memerintah. Setiap harinya malah dihabiskan dengan perdalam tuntunan agama.

Sesudah tiga tahun memerintah, tiba waktunya penggantian kekuasaan, Raden Benggali selanjutnya dikukuhkan jadi Adipati Indramayu seterusnya dengan gelar Singalodra.

Gelar itu melanggar gelar beberapa Adipati Indramayu yang sudah berlaku awalnya (Wiralodra). Adapun gelar Singalodra sebenarnya diambil dari nama ayah Raden Wiralodra (wiralodra I) yang namanya Singalodra seorang penguasa (Tumenggung) Bagelen.

Sesudah pengangkatan Raden Benggali sebagai Adipati Indramayu yang baru, Raden Benggala yang telah lenyap haknya berpindah ke Cirebon bersama anaknya Raden Kertawijaya.

Di Cirebon, Raden Benggala dikasih kedudukan oleh Sultan Cirebon sebagai Guru Agama untuk beberapa pangeran di Kesultanan Cirebon. Sementara anaknya Raden Kertawijaya jadi penguasa di Panjunan.

Pada periode pemerintah Raden Benggali, Indramayu dikit demi sedikit dikontrol Belanda, semua peraturan pemerintahan mengikuti gagasan atau anjuran Belanda. Karena perihal ini pula umumnya rakyat Indramayu berasa tidak suka.

Tidak seperti saudara kembarnya, Raden Benggali cuman memerintah sepanjang 3 bulan saja, karena dia wafat karena sakit.

Sepeninggalan Raden Benggali, dan didorong oleh referensi Belanda, Raden Seenakn, yakni anak dari Raden Benggali dipilih jadi Adipati Indramayu seterusnya.

Raden Seenakn dikukuhkan jadi Adipati Indramayu dengan Gelar Wiralodra V, Raden Seenakn dalam soal gelar bertolak-belakang dengan opini ayahnya yang pilih gelar Singalodra.

Pada periode pemerintah Wiralodra V, Indramayu secara politik betul-betul telah dikontrol Belanda, semua peraturan pemerintah benar-benar dikontrol Belanda.

Pada periode pemerintah Wiralodra V, Indramayu mulai kacau-balau, rakyat mulai benci pada Adipatinya, karena dipandang seperti tangan kanan Penjajah Belanda yang banyak bikin rugi rakyat.

Tokoh Bagus Rangin

Pada periode Pemerintah Wiralodra V, ada perlawanan yang digerakkan oleh Bagus Rangin pejuang dari golongan ulama asal Bantar Jati (Majalengka Dulu masuk kekuasaan Indramayu).

Perjuangan Bagus Rangin untuk melawan kesemena-menaan Pemerintahan Indramayu dan melawan terlibat Belanda dalam pemerintah.

Dipandang bela kepetingan rakyat, perjuangan Bagus Rangin dan penganutnya mendapatkan support dari beberapa rakyat Indramayu.

Salah satunya pergerakan perlawanan Bagus Rangin ialah lakukan gagasan kup di Kadipaten Indramayu, yakni merebut secara paksakan posisi Adipati Indramayu dari tangan Wiralodra V.

Bagus Rangin mempunyai beberapa ribu pejuang yang kuat, adapun beberapa pimpinan pasukan unit tempurnya yang populer ialah Bagus Kandar, bagus Sura Persada, Bagus Leja, Bagus serit dan Bagus Sena.

Gagasan kup Indramayu di bawah Instruksi Bagus Rangin diatur dengan masak, tetapi gagasan kup dibocorkan dengan seorang wanita benama Nyi Jaya.

Nyi Jaya memberikan laporan ke Wiralodra V, bila bagus Rangin merencanakan lakukan kup.

Karena jasanya, Wiralodra V memberi posisi terhormat pada Nyi Jaya. Disamping itu, Nyi Jaya dianugrahi gelar kehormatan dengan gelar “Nyi Resik Jaya”.

Setelah ketahui gagasan kup yang digagas Bagus Rangin, Wiralodra V mengutus Patih Astanaya untuk mendobrak basis Bagus Rangin di Bantar Jati. Tetapi, serangan tentara Indramayu sukses ditaklukkan, bahkan juga Patih Astanaya terbunuh.

Sesudah kekalahan mutlak pasukan Indramayu, beberapa pemberontak yang dipegang Bagus Rangin ke arah Indramayu untuk selekasnya kuasai Indramayu.

Di lain sisi, Wiralodra V yang saat itu telah tertekan mau tak mau minta bebatuan Belanda untuk menolongnya merusak Bagus Rangin dan penganutnya.

Belanda yang di saat itu dipimpin oleh Gubernur Jendra Deandles mengirim serdadunya ke Indramayu untuk menolong Indramayu membasmi perlawanan.

Beberapa ribu Pemberontak melawan Tentara Indramayu yang ditolong Belanda selanjutnya turun dalam medan pertarungan, tetapi karena peralatan militer dari Faksi Indramayu yang ditolong Belanda lebih baik, perlawanan itu bisa di basmi.

Ketidakberhasilan Bagus Rangin dalam merampas Indramayu memaksakan Bagus Rangin dan beberapa penganutnya yang selamat mundur dan membuat basis baru di dusun Kedongdong (Saat ini masuk Daerah Susukan Cirebon).

Sesudah kejadian itu, Indramayu kembali tenang, tetapi sebagai tukar dari pasukan Belanda yang diturunkan untuk menolong Indramayu, Belanda minta biaya perang pada Wiralodra V sejumlah 11.000 Ponsterling (Sebelas Ribu Ponsterling) dengan selekasnya dibayarkan lunas.

Karena pada periode itu, Indramayu jatuh miskin karena huru-hara dan biyaya perang, Wiralodra V juga tidak mampu melunasinya.

Sejarah asal usul Indramayu versi terbaru – Pada akhirnya, dengan mau tak mau Wiralodra V memberikan Indramayu jadi sisi dari kekuasaan Belanda. Karena itu mulai kemudian, resmilah Indramayu jadi sisi kekuasaan Belanda yang terpusat di Batavia. Peristiwa itu terjadi di tahun 1813 Masehi.